Dengki
Dulu, saat itu aku masih lugu
Tiada sangka, tak ada duga, tanpa bayangan
Ia yang kuasa, mengumbar nazar merengkuh masa
Sekerdil pikiran dan dayaku pun ia puja
Tak sabar ia asah dengan sembilu lidahnya
Hijaunya pandanganku membutakan pikiran
Realita yang fana terlampau meyakinkan
Manisnya janji kalahkan manis madu
Namun, fatamorgana tak pernah menjadi nyata
Ia kecewa dengan diriku yang cela
Ia tak mampu bangkitkan emas di dalam jiwa dan raga
Tatkala datang naga yang bisa menaklukkan dunia
Terpesona ia dibuatnya, tanpa bertanya-tanya
Berpalinglah ia dan menyembah dengan segala puja-puja
Hingga akhirnya aku jatuh terpuruk dalam kubangan nista
Angan yang terselimuti dengki
Cebongan Kidul, Tlogoadi, Mlati, Sleman
Comments
Post a Comment